Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Memahami Dasar Jurnalistik: 5W + 1H

Teman-teman, menulis itu ibadah. Demikian pula jurnalistik, dia adalah sarana ibadah. Jadi, mari kita niatkan pembelajaran kali ini sebagai ibadah. Saya doakan semua antum jadi jurnalis dan penulis yang dicintai Allah. Ingat, tulisan-tulisan antum kelak akan dicatat oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Bismillahirrahmanirrahim.  “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS : Ali Imran, 104)
Materi pertama ini adalah materi dasar. Untuk pemula. Kita akan belajar lebih jauh apa itu jurnalistik dan bagaimana cara kerjanya. Bagi teman-teman yang sudah menerima materi pelatihannya, kita dahulukan teman-teman kita yang belum ya karena kita tujukan kelas ini untuk teman-teman pemula. Bahasa kita santai aja, agar teman-teman lebih paham dan tidak merasa ini di kampus. Saya akan buat sepraktis mungkin.

Memahami Dasar Jurnalistik: 5W + 1H
Dasar Jurnalistik. (sumber: vox.com)
Oke kita mulai dari apa sih itu jurnalistik? Simplenya, jurnalistik itu mengumpulkan, mengolah, dan menyebarkan berita kepada khalayak seluas-luasnya.

Tentu berita di sini adalah yang faktual dan menarik bagi orang banyak. Beritanya yang anget, bukan yang basi. Saya sering dikirimi berita dari ormas di sebuah daerah, acara seminar atau aksi misalnya. Saya tanya, ini acaranya kapan? Katanya dua minggu lalu, wah sudah tidak menarik.

Apalagi di media online. Berita itu dibuat perjam, bahkan per detik. Berita hari itu, harus dinaikkan hari itu juga. “Kalau naiknya besok, ya koran namanya mas,” kata seorang wartawan senior kepada saya. Nah jadi begitu kerja jurnalistik. Dia harus bekejaran dengan waktu. Ini prinsip kita secara umum.

Nah dalam menulis berita itu gak akan lepas dari 5W 1H. Sudah pada familiar semuanya kan? Iya 5W + 1 H itu What (Apa), When (Kapan), Where (Di mana), Who (Siapa), Why (Mengapa), dan How (Bagaimana).

Para ahli sepakat jika tidak memuat ke-enam komponenen itu, berita itu belum memenuhi standar jurnalistik. Jadi, perhatikan ya teman-teman kalau menulis berita. Sebab, saya sering memeriksa tulisan di antara para jurnalis pemula yang kehilangan salah satu komponen di atas.

Untuk mengidentifikasi apa itu 5W 1H, kita main games kecil-kecilan ya, agar kita lebih mudah mengenali apa itu makhluk bernama 5W 1H. Hihihi...

Pertama, What. Simplenya gini What itu ngejelasin apa sih yang terjadi atau ada kejadian apa. Kalau antum saya tanya. "Antum lagi apa?" Lalu antum bilang, "Saya lagi makan." Nah, itulah yang dimaksud What dalam berita.

Warga Kelurahan Cijantung menyelenggarakan Tabligh Akbar "Bela Islam" di Aula Kelurahan Cijantung, Senin malam. Acara dihadiri oleh ribuan peserta Jabotabek dan juga Menteri Agama.

Coba tebak, yang mana unsur "What" di berita di atas?

Warga Cijantung? Salah. Aula Kelurahan? Juga salah. Nah, yang benar itu penyelenggaraan Tabligh Akbar. Kira-kira orang pada kumpul di situ karena ada apa sih? Ya, karena ada Tabligh Akbar, kan?

Nah, sekarang Where. Sederhananya, ini menunjukkan tempat. Di mana sebuah kejadian berlangsung atau lokasi tempat acara dilaksanakan. Kalau ada acara seminar, nah seminarnya di mana tuh. Harus ditulis tempatnya. Kalau Presiden Pidato, juga mesti ditulis di mana lokasinya.

Nah masih dari berita di atas, kita juga bisa langsung identifikasi di mana lokasi tabligh akbar dilaksanakan? Yup, Aula Kelurahan Cijantung.

Kalau When nya, itu waktu dilaksanakannya acara atau kejadian. Jadi ini juga mesti ditulis ya teman-teman, jangan lupa. Karena tanggal dan waktu itu sangat penting dalam jurnalistik. Ini bisa jadi bahan riset orang-orang lho yang ingin meneliti sebuah peristiwa

Dan dari berita di atas, itu When-nya pada Senin malam. Kalau teman-teman nanti menulis berita, When nya harus ditulis hari dan tanggalnya ya, agar memudahkan pembaca mengetahui kapan pastinya acara dilaksanakan

Sekarang kita masuk ke Who (Siapa). Ini menjelaskan siapa  saja pelaku dalam berita yang kita buat atau orang, pihak, lembaga yang terlibat dalam suatu peristiwa. Contoh. Perdana Menteri Palestina akan membuka Rumah Tahfidz Indonesia di Gaza, besok.

Berarti Who-nya di sini adalah Perdana Menteri Palestina. Mudah, kan? Contoh lagi. Indonesia akan mengirim bantuan kemanusiaan ke Arakan, Myanmar. Jadi yang mana Who-nya? Ya, Indonesia.

Nah, sekarang ktia masuk ke Why. Ini sedikit butuh mikir, tapi tetap mudah untuk kita identifikasi. Kita kan sering nih, ditanya orang, "Antum, mau ngapain ke luar kota besok? Apa jawaban kita? Ya macam-macam. Ada yang alasannya mau pulang kampung. Mau ada urusan keluarga. Mau meeting. Atau mau mengisi seminar. Wow...

So, untuk menentukan Why dalam sebuah berita juga begitu. Kira-kira apa sih latar belakang di balik sebuah peristiwa yang terjadi. Apa sih tujuan dari agenda dari sebuah pertemuan partai politik? Kenapa sih tiba-tiba ada bus meluncur di jalur puncak yang menewaskan sejumlah orang. Jawaban-jawaban itu semua adalah WHY dalam sebuah berita.

Delegasi MIUMI dipimpin Ustadz Bachtiar Nasir menemui Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin, di Kantor Kemenag, Jakarta, Selasa (24/2). Kunjungan ini dilakukan untuk menjalin silaturahim antara ulama muda dengan pemerintah.

Coba tebak, mana unsur Why nya? Yup itu ada di kalimat kedua. Jelas banget. Tujuan dari pertemuan ini adalah silaturahim. Nah sob, kalau nulis berita WHY-nya harus ditulis ya, agar pembaca paham maksud sebuah kejadian

Ini kita menulis berita soal aksi. Ramai, dihadiri ribuan orang. Ada orasi tokoh-tokoh besar. Mahasiswa juga ikut. Tapi kita gak kasih penjelasan ke pembaca, untuk apa sih aksi itu dilakukan? Pembaca pasti akan mengerenyitkan dahi karena ada yang hilang dari berita itu.

Terakhir dari komponen 5W 1H yakni How. Gampangnya, How adalah bagaimana What terjadi, bagaimana prosesnya, lika-likunya, dan sejenisnya.

Ketika menulis berita Polisi berhasil menangkap pencuri, kita jelaskan bagaimana proses hingga pencuri itu berhasil ditangkap. Melalui kejaran-kejaran, tembak-tembakan? Or? Ketika kita menulis bantuan kemanusiaan ke Rohingya, kita tulis bagaimana caranya bantuan itu dikirim. Apakah melalui truk, pesawat, or lain sebagainya?

Ini contoh-contoh pertanyaan How yang bisa kita gali dalam sebuah peristiwa.

  • Bagaimana peristiwa itu bisa terjadi?
  • Bagaimana dia melakukan perbuatan itu?
  • Bagaimana pendapat masyarakat tentang masalah ini?
  • Bagaimana kisah tentang dirinya?
  • Bagaimana dia menyelesaikan semua pekerjaannya?
  • Dan lain sebagainya.

Dulu ada wartawan dari media internasional, sampai harus berjalan kaki dari Suriah sampai Eropa, hanya untuk menjawab bagaimana (How) pengungsi Suriah keluar dari negaranya dan menuju sejumlah negara di Eropa. Sampai seperti itu? Ya, itulah perjuangan seorang jurnalis.

Nah minimal teman-teman yang masih pemula, belajar menulis berita saja dulu, khususnya berita langsung atau straight news. Apa itu? Sederhananya, berita singkat, yang terdiri dari 5-7 paragraf dengan menggunakan pola 5W 1H.

Teman-teman ini contoh berita straight news yang ditulis oleh seorang rekan.

Ferry Nur: Palestina Bisa Bertahan karena Iman
SELASA malam (7/3/2017) Lembaga Askar Kauny kembali menggelar Mabit Pekanan di Masjid At-Tin, Jakarta Timur. Kali ini, lembaga yang bergerak di bidang sosial dan pendidikan tersebut mengangkat tema “Rahasia Ketegaran Rakyat Palestina” dengan pembicara Ketua Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina (KISPA) Ustadz Ferry Nur. Kegiatan ini bertujuan untuk menjelaskan kondisi rakyat Palestina kepada masyarakat luas.

Dalam tausiyahnya, Ustadz Ferry Nur menyebutkan beberapa rahasia ketegaran rakyat Palestina dalam melawan agresi Zionis. Salah satunya adalah ketakwaan kepada Allah.

“Bagaimana Allah tidak akan menolong mereka? Ketika masjid dihancurkan oleh Zionis, mereka tetap sholat berjamaah di masjid. Dalam keadaan genting, mereka pun tak lupa senantiasa berinteraksi dengan Al-Qur’an, berbakti kepada orangtua (birrul walidain), dan dengan kekuatan doa mereka yang tak pernah menyerah,” Ustadz Ferry Nur menjelaskan.

Menurut Ustadz Ferry, banyak pelajaran yang dapat diambil dari ketegaran rakyat Palestina dalam menghadapi zionis Israel. Di antaranya semangat bangsa Palestina dalam berjuang. “Gaza adalah negeri Jihad, negeri Al-qur’an nul kariim, negeri anak yatim, dan negeri perjuangan,” tegasnya yang pernah ikut misi Freedom Flotilla menuju Gaza pada tahun 2010.

Meskipun kini Gaza masih dikepung bahkan dibombardir Zionis, rakyatnya tidak pernah menyerah. Mereka punya izzah dan wibawa. Anak-anak Palestina pun tidak pernah mengemis. “Bahkan pasukan tentara Israel paling kuatpun tidak mampu menembus tentaranya yang telah ditahan oleh tentara Palestina,” ujarnya.

Diawali tilawah Al Qur’an dari santri, para peserta tampak fokus menerima materi. Sekira 100 orang peserta hadir dalam mabit kali ini. Mereka terdiri dari karyawan, perwakilan santri dari beberapa ma’had dan masyarakat umum.

Acara diakhiri dengan sesi pertanyaan serta doa penutup dari Ustad Ferry Nur untuk para pejuang Islam di Palestina, Suriah dan wilayah lainnya.
[IK]

Teman-teman nanti bisa buat berita2 seperti ini karena dalam jurnalistik yang penting itu terbiasa menulis. Sesuai dengan passion teman-teman saja mau berita apa saja, yang jelas bisa bermanfaat untuk umat. Insya Allah nanti saya siap bantu dan mengoreksi.

Sekian dulu ya teman-teman, insya Allah ke depan kita akan masuk materi lainnya. Sebab, materi jurnalistik itu banyak. Kita akan fokus pada skil-skill praktis agar teman-teman lebih bisa menguasai kepenulisan. Mohon maaf bila ada salah kata dan kekeliruan.

Posting Komentar untuk "Memahami Dasar Jurnalistik: 5W + 1H"