Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pondasi Tiang Pancang: Definisi, Kelebihan, Faktor Desain

Seperti yang kita ketahui bahwasanya tipe pondasi cukup banyak macamnya dan itu tergantung dari fungsi dan kegunaannya. Salah satu di antara tipe pondasi yang dapat digunakan adalah pondasi tiang pancang.

Dalam merencanakan pondasi untuk suatu konstruksi dapat digunakan beberapa macam tipe pondasi. Tipe pondasi menyesuaikan dengan beberapa faktor berikut ini.

Faktor Pemilihan Tipe Pondasi 

  1. Fungsi bangunan atas (Uper structure) yang akan dipikul oleh pondasi tersebut.
  2. Besarnya beban dan berat dari bangunan atas.
  3. Kondisi tanah dimana bangunan tersebut akan didirikan.
  4. Biaya pondasi dibandingkan dengan bangunan atas.

Pondasi Tiang Pancang
Pondasi Tiang Pancang. (sumber: stackpathcfn.com)

Definisi Pondasi Tiang Pancang

Tiang pancang adalah bagian dari suatu konstruksi yang dibuat dari kayu, baja atau beton yang dipakai untuk meneruskan beban-beban dari struktur bangunan atas ke lapisan tanah pendukung (bearing layers) dibawahnya pada kedalaman tertentu.

Secara umum pemakaian pondasi tiang pancang dipergunakan apabila tanah dasar dibawah bangunan tersebut tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity) yang cukup untuk memikul berat bangunan dan beban diatasnya, dan juga bila letak tanah keras yang memiliki daya dukung yang cukup untuk memikul berat dari beban bangunan diatasnya terletak pada posisi yang sangat dalam.

Oleh karena itu, maka dalam mendesain Pondasi tiang pancang mutlak diperlukan data-data mengenai:

Data untuk Desain Pondasi Tiang Pancang

  1. Data tanah dimana bangunan akan didirikan.
  2. Daya dukung dari tiang pancang itu sendiri (single/group pile).
  3. Analisa negative skin friction (karena mengakibatkan beban tambahan).
Pondasi tiang pancang hendaknya direncanakan sedemikian rupa sehingga gaya luar yang bekerja pada kepala tiang tidak melebihi gaya dukung tiang yang diizinkan.

Adapun yang dimaksud dengan gaya dukung tiang yang diizinkan adalah meliputi aspek gaya dukung tanah yang diizinkan, tegangan pada bahan tiang dan perpindahan kepala tiang yang diizinkan.

Disamping aspek-aspek tersebut perlu diperhitungkan juga kemungkinan adanya gaya geser negatif (negative skin friction) dan gaya-gaya lain (seperti perbedaan tekanan tanah aktif dan pasif).

Perhitungan serta pengevaluasian tersebut tidak saja dilaksanakan terhadap tiang secara individu (single pile) tetapi juga harus dilaksanakan terhadap tiang-tiang dalam kelompok (group pile).

Umumnya tiang pancang dapat ditinjau dari:

1. Jenis/Bahan yang digunakan
Seperti yang sudah disinggung diatas, bahwa jenis dan bahannya kita mengenal tiang pancang yang terbuat dari kayu, Baja, Beton, atau Komposit (perpaduan dari beberapa bahan).

2. Cara penyaluran beban
Berdasarkan cara penyaluran beban, tiang pancang dapat dibedakan atas:

a. End Bearing Pile ( Tumpuan Ujung)
Sebagian besar daya dukungnya adalah akibat dari perlawanan tanah keras pada ujung tiang. Tiang yang dimasukan sampai lapisan tanah keras, secara teoritis dianggap bahwa seluruh beban tiang dipindahkan kelapisan keras melalui ujung tiang.

Anggapan tanah keras yang dimaksudkan disini sebetulnya agak relatif dan tergantung dari beberapa faktor, antara lain seperti besar beban yang harus dipikul oleh tiang. Sehingga bisa saja ada anggapan asalkan  pada posisi dimana daya dukung tanahnya sudah mumpuni untuk mengimbangi besarnya beban yang dipikul tiang, maka disitu diasumsikan letak tanah keras berada.

Anggapan ini tidak salah tapi juga tidak betul, namun supaya tidak terjadi perbedaan yang tajam dalam perspektif anggapan, maka untuk dianggap sebagai lapisan tanah pendukung yang ideal, dapat digunakan ketentuan sebagai berikut.

Kriteria Tanah Pendukung Ideal

  1. Lapisan non kohesif(pasir, kerikil) mempunyai harga standard penetration test (SPT) N > 35.
  2. Lapisan kohesif mempunyai harga kuat tekan bebas (Unconfined compression strength) qu antara 3 s/d 4 Kg/cm2 atau kira-kira N > 15 s/d 20.
  3. Dari hasil sondir dapat dipakai kira-kira harga perlawanan konis S ≥ 150 kg/cm2 untuk lapisan non kohesif, dan S ≥ 70 kg/cm2 untuk lapisan kohesif.


b. Friction Pile (Tumpuan Geser/Sisi)
Sebagian besar daya dukungnya adalah akibat dari gesekan antara tanah dengan sisi-sisi tiang pancang, atau dengan kata lain kemampuan tiang pancang dalam menahan beban hanya mengandalkan gaya geseran antara tiang dengan  tanah disekelilingnya.

Hal ini bisa terjadi karena pada dasarnya kenyataan dilapangan mengenai data kondisi tanah tidak bisa diprediksi, sehingga sering kita menjumpai suatu keadaan dimana lapisan yang memenuhi syarat sebagai lapisan pendukung yang baik ditemui pada kedalaman yang dalam, sehingga untuk mendapatkan tumpuan ujungnya kita perlu merogoh kocek lebih dalam dikarenakan biayanya sangat mahal.

Pada kenyataan seperti ini praktis daya dukung yang didapat adalah dari gesekan antara sisi tiang dengan tanah disekelilingnya namun bukan berarti perlawanan diujungnya kita anggap melempem atau tidak ada, tapi pada kenyataannya tumpuan diujung ini juga memiliki andil dalam memberikan sumbangan daya dukung walaupun itu kecil.

Perbedaan dari kedua jenis tiang pancang ini, semata-mata hanya dari segi kemudahan, karena pada umumnya tiang pancang berfungsi sebagai kombinasi antara friction pile (tumouan sisi) dan End bearing pile (tumpuan ujung). Kecuali tiang pancang yang menembus tanah yang sangat lembek sampai lapisan tanah dasar yang padat.

Pertimbangan dalam memilih Tiang Pancang

tiang pancang 5 Seperti yang telah kita ketahui bahwa tiang pancang pada saat ini banyak digunakan di Indonesia sebagai pondasi bangunan, seperti bangunan jembatan, gedung bertingkat, pabrik atau gedung-gedung industri, menara, dermaga, bangunan mesin-mesin berat dan lain sebagainya yang mana mereka tersebut merupakan konstruksi-konstruksi yang memiliki dan menerima pembebanan yang relatif berat.

Penggunaan tiang pancang untuk konstruksi ini biasanya bertitik tolak pada beberapa hal yang mendasar seperti anggapan adanya beban yang besar sehingga pondasi langsung jelas tidak dapat digunakan, kemudian jenis tanah pada lokasi yang bersangkutan relatif lunak (lembek) sehingga pondasi langsung tidak ekonomis lagi untuk dipergunakan.

Dikarenakan begitu pentingnya peranan dari pondasi tiang pancang ini, maka dalam pembuatannya dibandingkan dengan pembuatan pondasi yang lainnya. Pondasi tiang pancang ini mempunyai beberapa keuntungan sebagai berikut.

Kelebihan Penggunaan Pondasi Tiang Pancang

  1. Biaya pembuatannya kemungkinan besar (dengan melihat letak lokasi dan lainnya), lebih murah bila dikonversikan dengan kekuatan yang dapat dihasilkan.
  2. Pelaksanaannya lebih mudah.
  3. Di Indonesia, peralatan yang digunakan tidak sulit untuk didapatkan.
  4. Para pekerja di Indonesia sudah cukup terampil untuk melaksanakan bangunan yang mempergunakan pondasi tiang pancang.
  5. Waktu pelaksanaannya relatif lebih cepat.
Demikian pembelajaran kita kali ini tentang Pondasi Tiang Pancang: Faktor Pemilihan, Pengertian, Data, Jenis, Pertimbangan dan Kelebihannya.

Jangan lupa berbagi dan beri komentar kalian di bawah.

Terima kasih.

Posting Komentar untuk "Pondasi Tiang Pancang: Definisi, Kelebihan, Faktor Desain"