Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hukum Ohm: Pengertian, Rumus dan Bunyi Hukum Ohm

Dalam mata pelajaran elektro atau fisika, terdapat pelajaran yang membahas apa itu hukum Ohm. Dalam hukum Ohm terdapat bunyi hukum Ohm dan rumus hukum Ohm. Dimana bunyi dan rumus hukum Ohm menjadi pedoman mengerjakan berbagai jenis soal serta mengaplikasikannya di kehidupan. Berikut pengertian hukum ohm dan bunyi hukum ohm.

Pengertian Hukum OHM

Hukum Ohm merupakan suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang melewati penghantar akan berbanding lurus dengan beda potensial yang dikenakan kepadanya. Sebuah benda penghantar bisa disebut mematuhi hukum Ohm apabila nilai resistansinya tidak bergantung pada besar dan polaritas beda potensial yang diterapkan kepadanya. Meskipun hal tersebut tidak selalu berlaku untuk semua jenis penghantar, namun terdapat istilah “hukum” tetap dipakai dengan alasan sejarah.

Hukum Ohm. (sumber: pinterkelas.com)
Secara matematis, berikut persamaan hukum Ohm :
V = I R

Keterangan :
I = merupakan arus listrik yang mengalir pada penghantar dalam satuan Ampere.
V = merupakan tegangan listrik pada kedua ujung penghantar dalam satuan volt.
R = merupakan nilai hambatan listrik atau resistansi pada penghantar dalam satuan ohm.

Hukum Ohm dicetuskan Georg Simon Ohm, merupakan fisikawan Jerman tahun 1825 serta dipublikasikan pada paper berjudul The Galvanic Circuit Investigated Mathematically pada tahun 1827. Untuk penjelasan lebih lanjut, berikut bunyi hukum ohm.

Bunyi Hukum Ohm

Bunyi hukum Ohm adalah hukum yang menyatakan bahwa besar kuat arus yang mengalir ke penghantar akan sebanding dengan beda potensial diantara ujung-ujung penghantar tersebut jika suhunya dapat dijaga itu konsisten.

Untuk lebih jelas mengenai bunyi hukum Ohm, Anda dapat melakukan praktikum sederhana dengan sebuah Rangkaian Elektronika seperti dibawah ini :

Rangkaian Elektronika

Rangkaian elektronika tersebut hanya membutuhkan DC Generator (Power Supply), Potensiometer, Voltmeter, dan Amperemeter sesuai dengan nilai yang diperlukan. Dari rangkaian elektronika sederhana tersebut, Anda dapat membandingkan antara Teori Hukum Ohm dengan hasil praktikum sederhana dalam menghitung Resistansi/Hambatan (R), Arus Listrik (I), dan Tegangan (V).

Rumus hukum Ohm adalah sebagai berikut :
V = I x R
I = V / R
R = V / I

Keterangan :
V = adalah Voltage (Beda Potensial atau Tegangan, satuan Volt (V))
I = adalah Current (Arus Listrik, satuan unitnya adalah Ampere (A))
R = adalah Resistance (Resistansi atau hambatan, satuan unitnya adalah Ohm (Ω))

Kegunaan Teori Hukum Ohm pada Rangkaian elektronika adalah untuk memperkecil tegangan, memperoleh nilai hambatan atau resistansi yang diinginkan, dan memperkecil arus listrik.

Satu hal yang perlu diingat dalam rumus hukum ohm adalah satuan unit yang digunakannya antara lain : Ampere, Ohm dan Volt. Apabila menggunakan satuan unit lainnya, seperti kilovolt, kiloohm, miliampere, megaohm, dan milivolt, maka terlebih dahulu melakukan konversi ke dalam satuan unit Ampere, Ohm, dan Volt untuk mempermudah perhitungan dan memperoleh hasil yang benar.

Contoh Soal Hukum Ohm dan Jawabannya

Untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan terkait hukum ohm, berikut terdapat beberapa contoh soal hukum ohm beserta jawabannya :

1) Contoh Soal Hukum Ohm Arus Listrik (I)
Guna menyelesaikan soal menghitung I atau arus listrik, kita harus menggunakan rumus I = V x R.

Contoh Soal :
Aturlah DC Generator atau power supply agar menghasilkan output 20 V, Selanjutnya aturlah nilai dari Potensiometer menjadi 20 Ohm. Tentukanlah berapa nilai arus listrik (I) !.

Jawaban :

Untuk menyelesaikan soal diatas, yang harus dilakukan adalah memasukkan nilai tegangan 10 V dan nilai resistansi potensiometer yang memiliki jumlah 20 Ohm ke rumus hukum Ohm.

I = V / R
I = 20 / 20
I = 1 Ampere

Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai arus listriknya adalah 1 Ampere.

2) Contoh Soal Hukum Ohm Menghitung V (Tegangan)
Untuk contoh soal hukum Ohm menghitung tegangan (V), kita menggunakan rumus V = I x R .

Contoh Soal :
Aturlah nilai hambatan (R) Potensiometer ke dalam 1000 Ohm dan Power supply sampai mendapatkan Arus Listrik berjumlah 10 mA. Tentukanlah tegangan yang didapatnya !

Jawaban :
Untuk mengerjakan soal diatas, yang pertama harus dilakukan adalah mengkonversi satuan unit Arus Listrik menjadi ampere, yaitu : 10 mA = 0.01 Ampere.

Kemudian hitung nilai resistansi potensiometer 1000 Ohm dan Arus Listrik (I) 0.01 Ampere ke rumus hukum Ohm seperti berikut : V = I x R

V = 0.01 x 1000
V = 10 Volt

Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai tegangan (V) adalah 10 Volt.

3) Contoh Soal Hukum Ohm Menghitung R (Resistansi atau Hambatan)
Untuk soal menghitung R (hambatan), maka menggunakan rumus R = V x I .

Contoh Soal :
Nilai tegangan pada Volmeter adalah 6 V dan nilai arus listrik (I) adalah 0.5 A. Hitunglah berapa nilai dari R pada Potensiometer !.

Jawaban :
Untuk mengerjakan soal diatas, masukkan nilai tegangan 6 V dan nilai arus listrik 0.5 A ke dalam rumus hukum Ohm, seperti berikut :

R = V / I
R = 6 /0.5
R = 12 Ohm

Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai R (hambatan atau resistensi) adalah 12 Ohm.

Itulah artikel mengenai pengertian hukum ohm, bunyi hukum ohm, rumus hukum ohm, dan contoh soal hukum ohm beserta jawabannya.

Posting Komentar untuk "Hukum Ohm: Pengertian, Rumus dan Bunyi Hukum Ohm"